6.1.15

just as simple as that..

oke awalnya saya memang bereuforia krn setelah sekian lama akhirnya ketemu orang yang serius mau nikah..

sejak awal emang saya penasaran.. makanya saya excited.. secara disananya jual mahal bener..
harusnya saya bisa kontrol diri dan tidak terbawa suasana yg entah akan berlangsung lama atau hanya sementara ya..

awalnya saya pikir saya harus kompromi krn ga semua hal yg saya mau bs ada di diri orang itu.. yah ada bbrp hal yg menurut saya bikin ilfil tp ya saya terima aja.. demi rasa senang di hati saya.. saya kesampingkan rasa itu..lalu saya mencoba menjalaninya sambil merencakan langkah2 ke depannya..

dan suatu pagi saya terbangun, lalu saya merasa "ih koq..kenapa ini..saya sepertinya tidak bisa meneruskan dgnnya.." but i hold that feeling.. demi tidak ingin membuat asumsi sahabat2 saya bahwa ini hanya euforia itu benar.. demi tidak ingin mengecewakan orangtua saya.. saya rasa itu cukup sebagai dasar untuk melanjutkan..

jadi saya coba kompromi lagi, mengenyampingkan hal yg saya tidak suka, tp semakin saya jalani saya semakin tidak nyaman dan semakin merasa tidak bisa dan tidak mau melanjutkan rencana saya dgn dia..

pikiran saya hanya satu, bagaimana saya bisa terus mengenyampingkan rasa tidak sreg dan tidak nyaman saya demi membahagiakan org2 disekitar saya? saya tetap mencoba bertemu dia, menggali hal apa yg bisa membuat saya tetap disampingnya..

sampai akhirnya saya tiba di suatu titik dimana saya betul2 tidak ingin melanjutkan hubungan saya dengan dia.. ada bbrp hal kecil yg bagi org2 mungkin bukan masalah tp bagi diri saya itu masalah besar.. bagaimana bisa saya menikah dgn org yg saya tidak bisa respek akan cara dia memperlakukan saya.. tidak, dia tidak melakukan kekerasan.. dia hanya tidak cukup membuat saya  merasa dia orgnya..

ya begitulah. saya tidak cukup menyukai dia. tidak cukup juga membayangkan menjalani hidup saya dgn dia. tidak ingin bersama dia. dan saya tidak mau memaksakan diri.

itu dia kenapa saya ambil keputusan ini.

"saya tidak cukup menyukai dia. saya tidak mau dan tidak bisa menikah dengan dia. dan yang namanya perasaan tidak bisa dipaksakan"

as simple as that.. but why there's some people that dont understand how i feel?

even my own sister, was just so busy with her own life now.. keep telling me that i am wrong.. i should do that and this.. dont u know that this thing makes me feels like hell for weeks?? put urself in my shoes. maybe u'll understand.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © neng fika's mind sharing.... All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh